Saat Pelantikan Pengurus |
HMI sebagai organisasi kader diharapkan
mampu menjadi alat perjuangan dalam mentransformsikan gagasan dan aksi terhadap
rumusan cita yang ingin dibangun yakni terbinanya insan akademis, pencipta,
pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang dirindhoi Allah SWT. Dalam
aktifitas keseharian, HMI sebagai organisasi kader platform yang jelas dalam
menyusun agenada, perlu mendekatkan diri pada realitas masyarakat dan secara
intrens berusaha membangun proses dialetika secara obyektif dalam pencapaian
tujuannya. Selain itu, kader-kader HMI
juga dituntut agar peka terhadap lingkungan sekitarnya serta mampu
menyumbangkan gagasan-gagasan cemerlang untuk menyelamatkan bangsanya sendiri
dari berbagai tantangan yang sedang dihadapi.
Pada tahun
2020 hingga 2030 Negara Indonesia akan dihadiahi Bonus Demografi. Bonus
Demografi yang dimaksud yaitu ketika negara Indonesia memiliki jumlah penduduk
usia Produktif dengan jumlah yang melimpah, yaitu sekitar 2/3 dari jumlah
penduduk keseluruhan. Bonus demografi dapat dilihat dengan parameter Dependency
Ratio (angka beban ketergantungan) yang cukup rendah, yaitu mencpai 44. Hal
ini berarti bahwa dalam setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) hanya
menanggung sekitar 44 penduduk tidak produktif. Data Badan Pusat Statistik
(BPS) indonesia tahun 2010 menunjukkan Dependency ratio Indonesia
sebesar 50,5. Sementara pada tahun 2015 dependency ratio memiliki angka
lebih kecil yaitu 48,6. Angka dependency ratio ini akan semakin kecil lagi pada
tahun 2020 hingga 2030, yang akan menciptakan bonus demografi untuk Indonesia.
Dengan bonus demografi yang akan
diterima Indonesia tahun 2020-2030, maka peluang untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dapat dicapai. Namun untuk mewujutkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut, hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana
strategi negara dalam menyiapkan angkatan kerja yang berkualaitas?.
Keberhasilan dalam memanfaatkan
bonus demografi dipengaruhi oleh kesiapan pemerintah untuk menyiapkan angkatan
kerja yang berkualitas. Kualitas tersebut berkaitan dengan peningkatan
kualitas pendidikan, kesehatan, dan kecukupan gizi. Untuk itu upaya menciptakan
angkatan kerja yang berkualitas, perlu dipersiapkan matang-matang. Data BPS
tahun 2014 menunjukkan bahwa dari segi Partisipasi Sekolah penduduk Indonesia
masih rendah digolongan umur 19-24 tahun. Angka partisipasi sekolah kelompok
umur 19-24 pada tahun 2013 masih 20,14%. Walau angka ini telah mengalami
peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, namun jika dibandingkan dengan Angka
partisipasi sekolah kelompok umur dibawahnya yang memiliki rata-rata mencapai
diatas 60%, masih menunjukkan kesenjangan yang besar. Sementara Data tentang Human Development Index (HDI) yang
disajikan United Nations for Development Program (UNDP) menunjukkan angka HDI
Indonesia masih menempati urutan ke-111 dari 182 negara (Detiknews, 2014).
Jumlah angkatan kerja yang melimpah
pada fase bonus demografi harus dimanfaatkan secara baik oleh negara Indonesia.
Kunci utamanya yaitu dengan mempersiapkan angkatan kerja yang berkualitas. Hanya
dengan angkatan kerja yang berkualitas maka bonus demografi akan benar-benar
memberikan dampak yang positif bagi Indonesia. Dengan angkatan kerja yang
berkualitas akan dapat merespon penawaran kerja dari negara-negara maju.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah bahwa negara maju kekurangan penduduk
muda, sebagai kelompok angkatan kerja yang dibutuhkan dalam pembangunan
ekonomi. Untuk itu peluang tersebut bisa dimanfaatkan oleh negara-negara yang
mendapatkan bonus demografi.
Namun Peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui bonus demografi bisa saja menjadi boomerang
bagi Indonesia sendiri. Ketika negara tidak siap dalam menyongsong bonus
demografi pada tahun 2020-2030, maka dapat menimbulkan permasalahan baru yang
tak kalah hebatnya. Ketika Indonesia tidak mampu menyiapkan angkatan kerja
berkualitas, tentu akibat yang terjadi yaitu akan menimbulkan pengangguran
dimana-mana. Pengangguran terjadi ketika angkatan kerja tidak mampu terserap
kedalam lapangan kerja yang sebenarnya tersedia karena tidak memenuhi
kualifikasi yang di butuhkan perusahaan. Dengan begitu, tentu bonus demografi
hanya sebagai angin lalu yang tidak memiliki dampak positif, dan bahkan malah
menyebabkan angin ribut ketika tingkat pengangguran semakin tinggi. Berangkat dari ulasan sebelumnya, maka muncul beberapa
pertanyaan yaitu: Pertama, Bagaimana perubahan komposisi
penduduk indonesia akan menciptakan bonus demografi? Kedua, Bagaimanan
strategi pemerintah untuk meyiapkan diri dalam menyambut fase bonus demografi
2020-2030?
Selain
persoalan diatas, tantangan bangsa kita selanjutnya adalah MEA. MEA merupakan bentuk realisasi dari
tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Bagi
Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan
perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut
akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP
Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa
permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan, contohnya untuk
komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik
(Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan
banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang
akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri
yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit
neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.
Pada sisi investasi, kondisi ini
dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment
(FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan
teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human
capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Meskipun begitu,
kondisi tersebut dapat memunculkan exploitation risk. Indonesia
masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan
tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam
oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki
jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak
tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat
merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di
Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan
sumber daya alam yang terkandung.
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat
kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak
tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka
ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari
pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan
tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk
mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini
dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari
sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga
kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi
industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat
keempat di ASEAN (Republika Online, 2013).
The Wynn/Encore casino - Dr. mcd.com
BalasHapusAddress, 3131 계룡 출장마사지 South 아산 출장안마 Las Vegas Blvd, Las Vegas, NV 정읍 출장마사지 89109; Phone number, 수원 출장샵 718-369-9940, Toll free: 서산 출장샵 (702) 770-7777.