Kamis, 04 Februari 2016

Simpulkanlah sendiri

Tak terasa kini usiamu sudah 69 tahun. Angka yang cukup tua dan matang untuk menghadapi serta menyikapi segala persoalan yang ada. Engkau saat ini telah banyak memberikan kontribusi nyata kepada Indonesia. Tak sedikit yang lahir dari rahimmu telah menjadi tokoh besar di bangsa ini mulai dari level nasional, regional maupun local. Bahkan diberbagai Perguruan Tinggipun masih banyak kita jumpai pimpinan-pimpinan lembaga yang lahir pula dari rahimmu. Rahim suci yang telah mengkader jutaan manusia berdarah hajau dan hitam serta mampu bersaing dalam segala moment demi tetap menjaga nama baikmu. Tapi disisi lain, masih banyak juga orang-orang yang menyimpang dari apa yang sudah kau amanahkan dalam pedomanmu karena haus dengan kekuasaan. Sangat berbanding terbalik dengan yang kau lahikan sebelumnya yang selalu haus dengan kemaslahatan dan kebenaran sebagaimana pula yang ada dalam pedomanmu. Sungguh memprihatinkan kondisimu saat ini. Mayoritas orang awam menganggap bahwa yang kau lahirkan kini hanyalah para pengemis berkerah dengan status mahasiswa. hari-hari mereka pula sebagian besar hanya dimanfaatkan untuk memikirkan SKPD pemerintah yang bermasalah untuk dijadikan sebagai mesin penghasil rupiah tanpa ada tawaran konsep ideal yang diharapkan beroutput baik bagi negeri ini. Ironis dan memprihatinkan, namun itulah kenyataan yang terjadi dalam tubuhmu saat ini. Pada beberapa Perguruan Tinggipun yang kau lahirkan banyak mendapat guncingan dari orang disekelilingnya. Tidak sedikit yang menyebut mereka sebagai pelacur pemerintah. Meskipun demikian, yang kau lahirkan itu selalu bangga dan merasa hebat. Dia sangat acuh dengan wacana yang berkembang tentangnya. Mereka juga sering membuat kelompok-kelompok kecil. Bukan studi club yang arah diskusinya membahas tentang bagaimana memperbaiki pola pengkaderan atau apalah yang berhubungan denganmu. Tapi yang mereka bahas hanyalah keterlibatan mereka dalam percaturan politik praktis tanpa sadar kalau disiplin ilmu yang saat ini mereka geluti bukanlah pada bidang itu. Mereka juga telah banya memperbodohi rekan maupun juniornya dikampus dan menjadi gila urusan dengan melibatkan diri dalam urusan orang lain yang tidak seharusnya mereka urus. Meskipun terkadang mereka sadar betapa hina dan menjijikan dirinya dihadapan orang lain, mereka tetap berjalan dengan membusungkan dada dengan harapan agar semua orang menghormat kepada mereka. Sangat ironis memang, namun itulah yang terjadi saat ini.
 
Silahkan lanjutkan sendiri……….:-D
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar