Rabu, 03 Februari 2016

CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BUDAYA

PROPOSAL KEGIATAN SERASEHAN BUDAYA BUTON



LATAR BELAKANG
 

Begitu banyaknya ahli ataupun pakar yang coba untuk mendefinisikan arti dari kata budaya. Jika kita menggunakan pendekatan bahasa, maka akan muncul beberapa kata dalam kepala kita. Mulai dari cultuur (Belanda), Culture (Inggris), ataupun perkataan latin yang pada umumnya disebut colere. Meskipun demekian, di Indonesia sendiri para sarjana-sarjana social kita mayoritas bersepakat untuk mengatakan bahwa kata budaya ini berasal dari bahasa sansekerta “buddayah” yang merupakan perkembangan kata dari budi-daya. Namun jika didefinisikan menurut istilah, maka akan mengandung pengertian yang kurang lebih mirip tetapi hanya sedikit berbeda dalam penggunaan kata. Arti dan definisi dari kata cultuur, culture, colere dan buddayah ini tetap akan mengarah pada sebuah aktifitas manusia yang telah ada sejak dahulu kala dan diwariskan hingga saat ini. Hal ini hanya dilakukan oleh manusia dan tidak dilakukan oleh dua makhluk hidup lainnya (hewan dan tumbuhan). Ini disebabkan karena hanya manusialah satu-satunya makhluk hidup yang dilengkapi dengan akal pemikiran sempurna melebihi dari makhluk lain. Karena manusia selalu menginginkan kebahagiaan dan keindahan maka inilah yang membuat mereka untuk selalu menciptakan karsa maupun rasa pada setiap kebiasaannya. Maka pada umumnya, setiap kebiasaan yang dilakukan sejak dahulu kebanyakan masih bias kita amati disekeliling kita saat ini yang eksistensinya masih tertaga dan dijadikan sebagai warisan nenek moyang.
 

Warisan nenek moyang ini pada biasanya dijadikan sebagai karakter masing-masing masyarakat di Indonesia. Tentu dapat kita bayangkan, di Negara yang memiliki masyarakat plural dan multicultural seperti pada Negara kita ini pastilah memiliki jutaan budaya warisan yang ada pada tiap daerah masing-masing. lebih uniknya lagi, ternyata masing-masing masyarakat kita ternyata memiliki budaya yang berbeda-beda untuk dijadikan karakter daerah mereka masing-masing sekalipun letak geografis antar satu daerah dengan daerah yang lain tidak begitu jauh. Contohnya dapat kita lihat pada masyarakat Buton.
 

Buton adalah sebuah daerah yang terletak dijazirah Provinsi Sulawesi Tenggara. Dahulu kala, Buton adalah sebuah nama kesultanan yang jika kita bandingkan dengan konteks kekinian maka kurang lebih akan dikatan sebagai miniature Indonesia. Hal ini disebabkan karena Buton didiami oleh lebih dari satu suku besar yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Jadi sangat wajar kita orang akan menganggap bahwa Buton adalah miniature Indonesia. Banyaknya ragam budaya yang dimiliki oleh masyarakat Buton, tentunya akan menjadi karakter dari tiap masyarakat sebagaimana dijelaskan diatas. Maka perlu pemahaman budaya yang baik untuk ditanamkan kepada masyarakat agar eksistensinya tidak terkikis sampai dengan saat ini apalagi telah menyebarnya dampak globalisasi dan MEA seperti saat ini.
 

Globalisasi adalah sebuah proses mendunia yang menyebabkan setiap orang dapat mengakses apapun melalui berbagai macam media. Setiap orang akan bebas melihat apapun melalui banyak via baik itu hal yang positif maupun negative. Jika tidak kita filter dengan baik, maka berbagai kearifal local kita akan terkikis secara perlahan-lahan dan digantikan dengan budaya-budaya baru yang kita akan adopsi memalui berbagai macam media yang mempertontonkan kita. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan kita srta mengancam eksistensi budaya warisan leluhur yang sejak dahulu telah manjadi karakter dan kebanggaan kita untuk mengakui daerah sendiri. Akibatnya adalah kita akan lebih percaya diri mempraktekan budaya orang lain ketimbang dengan budaya kita sendiri. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Hal yang sangat menakutkan juga adalah mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang membuat setiap orang pada beberapa Negara diluar Indonesia akan bebas masuk dan bergiat di Negara kita. Tentu dampaknya tidak hanya akan kita rasa dari sisi ekonomi saja tetapi dampaknya pastilah akan mempengaruhi pula budaya kita.
 

Berdasarkan beberapa hal diatas, tentu perlu sebuah usaha untuk terus memberikan pencerahan kepada masyarakat kita khususnya dalam bidang budaya yang memang merupakan karakter dan jati diri daerah kita. Kita tidak boleh hanya sebatas duduk berdiskusi terkait kondisi masyarakat tanpa melakukan sesuatu yang sifatnya dapat membuat mereka tetap percaya diri untuk mempertahankan eksistensi budaya dan kearifan local daerah sendiri baik itu berupa sosialisasi ataupun seminar dan diskusi-diskusi budaya yang berbentuk serasehan para tokoh-tokoh adat khususnya daerah kita tercinta Kabupaten Buton Selatan.
 

Buton Selatan adalah sebuah daerah otonomi baru yang saat ini selalu disbanding-bandingkan dengan saudara kandungnya yaitu Buton Tengah baik itu dari segi pemerintahan, ekonomi maupun hal-hal lain yang dapat dijadikan tolak ukur. Buton Tengah yang saat ini tampil dengan ikonnya sebagai Negeri Seribu Benteng tentun membuat daerah kita menjadi kalah satau poin dalam pacuan tersebut. Maka perlu suatu kajian khusus yang dapat berimplementasi sebagai sebuah karya besar yang membuat daerah kitapun memiliki sebuah ikon kebanggaan agar kita tidak kalah saing dengan saudara kandung tersebut. Banyak hal yang sebenarnya dapat kita gali dengan kemampuan sumber daya manusia yang begitu pula memadai diinternal kita generasi Buton Selata jika dimanfaatkan dengan baik mulai dari sisi pariwisata maupun budaya yang memang merupakan karakter daerah kita. Memang hal yang sangat substansial adalah ketakutan kita akan masuknya beberapa pengaruh luar yang saat ini dampaknya telah kita rasanyakan. maka sekali lagi, perlu sebuah usaha dan perlakuan yang wajib kita laksanakan untuk menangkal hal-hal tersebut sebagaimana dijelaskan pula sebelumnya.


Maka atas dasar dan keprihatinan itulah, kami generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pemerhati Budaya dan Sosial berinisiatif untuk melakukan serasehan budaya di Kabupaten Buton Selatan sebagai bentuk usaha untuk melawan rasa takut tersebut.

 

DASAR PEMIKIRAN

1.      Pancasila

2.      Undang-Undang Dasar RI

3.      Undang-Undang No. 11  Tahun 2010

4.       Program Kerja GAMBUS Buton Selatan

5.      Sebagai landasan awal kegiatan positif lainnya

 

MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendengarkan harapan dan keluh kesah masyarakat Buton Selatan yang diwakili oleh masing-masing tokoh adat tiap Desa agar dijadikan sebagai landasan untuk tetap mempertahankan eksistensi budaya di daerah. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan akan menghasilkan sebuah output yang baik guna menentukan ikon budaya untu Kabupaten Buton Selatan agar tidak tertinggal dengan Daerah Otonomi Baru lainnya.

 

NAMA TEMA DAN BENTUK

o   Nama

Kegiatan ini bernama Serasehan Budaya Tokoh Adat Se-Buton Selatan

o   Tema

Tema dalam kegiatan ini adalah

o   Bentuk

Kegiatan ini berbentuk dialog dan Tanya jawab antara masyarakat dan narasumber guna mendengarkan berbagaimacam keluh kesah masyarakat melalui tokoh adat demi tetap terjaganya eksistensi budaya pada masing-masing kecamatan di Buton Selatan. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tiap kecamatan di seluruh daerah Buton Selatan.

 

WAKTU DAN TEMPAK PELAKSANAAN

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini Inshaa Allah pada :

Hari, Tanggal  : Sabtu, Akhir Januari sampai Akhir Februari 2016

Waktu             : Pukul 09.00 WITA – Selesai

Tempat            : Baruda dan Tempat berkumpul masyarakat pada tiap kecamatan

 

PESERTA

Adapun peserta dalam kegiatan ini adalah :

1.      Camat

2.      Pengurus PKK Kecamatan

3.      Babinsa

4.      Kapolsek

5.      Perangkat BPD

6.      Perangkat Desa

7.      Perwakilan PKK Desa

8.      Perwakilan LPM

9.      Tokoh Adat Desa

10.  Tokoh Masyarakat

11.  Tokoh Pemuda/ Karang Taruna

12.  Tokoh Akademisi

 

PEMBICARA

Pembicara/ Narasumber dalam kegiatan ini adalah :

1.      Bupati Buton Selatan

2.      Pimpinan DPRD Buton Selatan

3.      Budayawan Buton Selatan

4.      Kalangan Akademisi Jurusan Sejarah Unidayan Baubau

 

 

PELAKSANA

Pelaksana dalam kegiatan ini adalah Mahasiswa(i) yang tergabung dalam GAMBUS Buton Selatan. Pelaksana adalah para generasi muda Buton Selatan yang sangat bersemangat tinggi untuk melakukan sesuatu kepada daerah tercinta serta merupakan perwakilan dari seluruh Kecamata yang ada di kabupaten Buton Selatan. (terlampir)

 

ANGGARAN

Anggaran dalam pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari usaha halal pelaksana yang tidak berhubungan ataupun terikat dengan partai politik. (terlampir)

 

PENUTUP

Demikianlah proposal ini kami buat untuk diajukan dengan harapan agar mendapat perhatian dan bantuan dari donator demi terselenggaranya niat baik ini sebagaimana keinginan kita bersama.

 
                                                                                          Batauga, 22 Januari 2016

PANITIA PELAKSANA

 

 

………………………………...                                             ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

 

Mengetahui,

KETUA UMUM GAMBUS BUTON SELATAN

 

 

 

LA ODE RIZKI SATRIA ADI PUTRA


 

Lampiran

SUSUNAN PELAKSANA KEGIATAN

SERASEHAN BUDAYA KAB. BUTON SELATAN

 

Pelindung                    :

Penasehat                    :

Penanggung Jawab     :

 

Ketua Panitia              :

Sekretaris                    :

Bendahara                   :

 

Bidang Konsumsi       :

Bidang Humas                        :

Bidang Perlengkapan  :

Bidang Pubdeksok      :


 

Lampiran

ESTIMASI ANGGARAN

SERASEHAN BUDAYA KABUPATEN BUTON SELATAN

NO
KEBUTUHAN
HARGA SATUAN (Rp)
BANYAK
JUMLAH
ADMINISTRASI
1
Kertas HVS
45.0000
 
 
2
Kertas A4
45.0000
 
 
3
Tinta Print
75.000
 
 
4
Amplop
25.000
 
 
5
Id Card
7.000
 
 
KONSUMSI
1
Snack Narasumber
15.000
 
 
2
Snack Peserta
10.000
 
 
3
Snack Panitia
10.000
 
 
4
Akua Botol
5.000
 
 
5
Akua Gelas
20.000
 
 
6
Makan Siang
20.000
 
 
PUBDEKDOK
1
Baju Panitia
75.000
 
 
2
Spanduk Kegiatan
240.000
 
 
3
Spanduk Selamat Datang
90.000
 
 
4
Kamera
2.000.000
 
 
5
Insentif Narasumber
250.000
 
 
6
Cetak Foto
200.000
 
 
LAIN-LAIN
1
Tak Terduga
500.000
 
 
 
 
 
 
 

                                                                                                                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar