Kamis, 11 Agustus 2016

Legowo Harus Dimulai Darimu Kakanda


Dokumentasi pribadi LDRSAP
Himpunan Mahasiswa Islam atau yang lebih familiar disebut HMI. Meskipun setiap kadernya merasa bahwa lembaga ini merupakan satu-satunya lembaga dikenal/ familiar ditelinga dan ingatan masyarakat ataupun merasa besar dan cukup disegani oleh hampir seluruh elemen masyarakat, namun tak jarang kita jumpai beberapa orang yang menyebutkan bahwa HMI adalah akronim dari Himpunan Mahasiswa Indonesia. Ini merupakan tanda bahwa terkadang perasaan besar hanyalah ada dalam kepala kita namun pada kenyataannya perasaan yang kita miliki tak selamanya benar dan sesuai dengan realita yang ada. Kita juga terkadang menyangka bahwa dengan memperkenalkan diri sebagai kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) orang lain akan menjadi segan dan menganggap kita sebagai seseorang yang cukup memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata dari orang di sekeliling kita. Namun lagi-lagi ternyata tak selamanya seperti itu. Beberapa kasus yang pernah saya temui, ada beberapa kader HMI yang tiba-tiba dicemooh ketika mengaku sebagai seorang kader HMI karena dianggap sebagai perusak fasilitas umum dan pengganggu ketertiban masyarakat saat melakukan demonstrasi. Pada kasus yang sama jawaban lain yang akan kita jumpai pula adalah kader HMI jarang konsisten dengan apa yang mereka perjuangkan serta jika sudah berada dalam dunia gerakan, mayoritas dari mereka akan kemasukan angina. Sampai saat ini saya masih bingung dengan jawab terakhir. Meskipun mungkin mengandung makna negative, kritikan ini tetap harus kita terima karena itulah kenyataannya. Ini adalah salah satu masalah yang mestinya kita prioritaskan untuk diclearkan. Namun ketika persoalan ini saya diskusikan dengan beberapa senior, mereka hanya menjawab bahwa itu hanya pernyataan orang yang tidak senang dengan HMI atau karena mereka yang berkata demikian tidak paham dengan apa yang terjadi dalam tubuh HMI dinda.



Entah itu jawaban pelarian atau sebuah motivasi kepada kader yang pasti ada rasa tidak puas yang masih tersimpan hingga saat ini. Posisi senior dalam HMI secara mayoritas selalu menginginkan agar setiap kader bisa mandiri dan melanjutkan kaderisasi hingga jenjang yang lebih tinggi. Jawaban itu kadang menurut saya adalah sebuah motivasi agar kita tidak patah semangat dalam ber-HMI. Namun tak jarang juga kita jumpai beberapa senior yang selektif dalam menerima para junior untuk dijadikan sebagai teman diskusi atau yang lebih familiar untuk dikader. Hal ini kebanyakan disebabkan oleh pertentangan atau konflik yang terjadi diinternal senior. Ketika seorang senior berkonflik dengan senior lain pada beberapa moment misalkan Konferensi Cabang yang konon disebut sebagai ajang pertarungan kubu-kubuan, maka konflik ini akan berimbas pada beberapa junior yang rutin ikut atau sering terlibat dengan senior yang menjadi lawannya saat berkonflik. Imbasnya adalah para junior tadipun akan dianggapnya pula sebagai lawan atau musuh. Ketika para junior tadi ingin berkomunikasi atau bersilaturaHMI dengan senior tersebut mereka tidak akan digubris karena telah dianggap sebagai musuh yang tidak patut untuk diajak berkomunikasi.



Selain persoalan konflik internal senior, hal lain yang menjadi persoalan adalah adanya beberapa junior yang ingin berkembang dengan caranya sendiri tetapi dianggap sebagai sesuatu yang bersifat membangkang karena bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh seniornya. Hasilnya adalah mereka akan dianggap sebagai kader murtad atau pembangkan yang pantas untuk hancurkan atau dibunuh karakternya hingga menjadi tidak berkembang. Sangat ironis, namun itulah kenyataannya. Hal lain yang menjadi pemandangan umum adalah para junior tadi akan dipandang sebagai suatu kelompok atau gerbong. Selanjutnya sang senior tadi akan membangun opini atau intruksi secara langsung kepada kader-kader lain yang masih setia berada dibelakang mereka yang konon disebut sebagai kader setia agar melawan segala gerakan yang dibangun oleh kelompok atau gerbong yang sudah berani melakukan apa yang tidak mereka kehendaki. Hasil selanjutnya adalah konflik yang terpelihara dan berkepanjangan. Kelompok akan terus tercipta dan konflik akan terus terbangun diantara kelompok-kelompok kader dan menghasilkan sebuah kelompok baru yang akan berkonflik pula dengan kelompok-kelompok sebelumnya.



Inilah menurut saya yang menjadi akar dari segala persoalan konflik dalam tubuh HMI. Meskipun beberapa senior yang apatis menganggap bahwa hal tersebut merupakan bagian dari dinamika organisasi, namun konflik tetaplah konflik yang mestinya tidak kita biarkan terjadi diinternal kita dan berlangsung secara terus-menerus. Harus ada mata rantai konflik yang diputus mulai saat ini serta refleksi dan evalusi serius untuk menciptakan rekonsiliasi yang benar-benar jauh dari muatan kepentingan. Tapi entahlah kapan mimpi ini bisa diwujudkan, yang pasti merupakan kehendak semua kader untuk berlembaga secara ideal tanpa dinamika irasional. Keterlibatan senior-senior mestinya dibatasi pada hal-hal yang sifatnya memang penting untuk dilakukan dan selebihnya membiarkan kader menjadi lebih mandiri tanpa merasa dihianati atau dilawan. Perasaan legowo mestinya terlebih dahulu muncul dalam diri setiap senior dan selanjutnya menyampaikan kepada junior-juniornya untuk tidak memelihara konflik secara berkepanjangan demi terciptanya proses kaderisasi yang sesuai dengan amanah konstitusi serta cita-cita Himpunan Mahasiswa Islam.



Kampung Buton Kota Baubau, 12 Agustus 2016



LA ODE RIZKI SATRIA ADI PUTRA

Ketua Umum HMI Komisariat FKIP Unidayan Baubau

Periode 1436-1437 H      


Minggu, 01 Mei 2016

PERINGATAN HARDIKNAS BUKAN SOLUSI


KI HADJAR DEWANTARA

Tulisan ini bukan merupakan jawaban untuk masalah pendidikan di bangsa kita, tetapi hanya sekedar memperingati sebuah moment yang tak begitu penting diperingati karena tak pernah ada satupun solusi progres yang kita peroleh dari perayaannya. Selain itu, tulisan ini pula dibuat sekedar mengingatkan kita pada satu nama yang pernah berjuang dalam bidang pendidikan di Sulawesi, khususnya di Buton. Sekali lagi hanya memperkenalkan nama bukan biografi tokoh secara lengkap karena saat ini saya sedang menyusun skripsi tentang tokoh tersebut (dalam tahap penelitian).

Hari nasional adalah momentum peringatan berbagai hari yang dianggap sakral dan memiliki latar belakang histori di bangsa ini. Moment ini ditandai dengan penanggalan yang ditetapkan memlalui Keputusan Presiden serta akan diperingati secara terus menerus guna menghargai sejarah yang ada dibalik moment tersebut. Ir. Soekarno (Presiden pertama RI) pernah berpesan kepada kita bahwa “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, maka jangan sekali-sekali melupakan sejarah (JASMERAH)”.

Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) jatuh pada tanggal 02 Mei bertepatan dengan lahirnya salah satu pahlawan pendidikan di Indonesia bernama Ki Hadjar Dewantara. Ia dianggap berjasa dalam dunia pendidikan Indonesia karena sangat berperan penting dalam berdirinya sebuah lembaga bernama Taman Siswa yang resmi berdiri pada tanggal 03 Juli 1922 bertempat di Yogyakarta. Pada umumnya, moment ini diperingati dengan berbagai cara mulai dari mengikuti rangkaian upacara, berkunjung kemakam pahlawan, lomba-lomba maupun diskusi dengan tema pendidikan pada tatanan mahasiswa. Diskusi yang dilakukanpun selalu berputar pada wilayah merefleksi dan merefleksi tanpa ada rekomendasi yang membawa perubahan pada dunia pendidikan bangsa ini. Pertanyaan sederhana dan umum yang sering kita temui pada berbagai diskusi dimoment ini adalah seputar apakah pendidikan Indonesia sudah maju ? dan bagaimana pendidikan Indonesia selanjutnya. Menurut saya ini adalah lagu lama yang tak menghasilkan sebuah solusi sehingga membawa pendidikan kita kepada hal yang lebih progres dari sebelumnya. Kita terlalu terlena dan terjebak pada lagu lama yang berjudul refleksi. Inilah mungkin yang menyebabkan orang lain jauh melampaui kita dalam berbagai bidang khususnya pendidikan. Bagaimana tidak, orang lain telah lama meninggalkan kita dengan berlari sementara kita terlalu sibuk dengan dunia diskusi yang jarang memiliki output positif maupun rekomendasi yang sekali lagi dapat membawa dunia pendidikan kita kearah yang lebih maju.

Majunya pendidikan sebuah bangsa sangatlah tergantung dari berbagai metode yang diterapkan didalamnya. Bagaimana dengan metode pendidikan Indonesia saat ini ?. Bangsa kita terlalu disibukan dengan berbagai pergulatan politik praktis sehingga urusan pendidikan sangat dikesampingkan. Salah satu bukti adalah banyaknya sekolah-sekolah yang memiliki ruang belajar tak layak untuk digunakan sebagai tempat belajar dan bahkan lebih layak dijadikan sebagai kandang ayam. Para anak bangsa yang memiliki berbagai prestasi dan pernah mengharumkan nama daerah maupun Negara hanya diperhatikan pada awal-awal pasca moment tersebut dan selebihnya diabaikan. Bahkan terkadang anak-anak tersebut hanya dijadikan sebagai media berkampanye atau alat peraga dalam moment politik ptaktis dan pencitraan mereka. Guru-gurupun yang seharusnya menjadi pahlawan tanpa tanda jasa sebagaimana yang dilantunkan dalam syair Hymne Guru kita nampaknya sangat berbanding terbalik dengan kenyataan. Mereka hari ini lebih disibukan dengan urusan tunjangan gaji daripada memikirkan metode belajar yang baik untuk diterapkan di Indonesia demi kemajuan pendidikan bangsa kita. Pemerintahpun saat ini nampaknya terjebak dalam kesalahan berpikir stadium gawat. Awalnya pemrintah menganggap bahwa peningkatan kesejahteraan guru akan berbanding seimbang dengan majunya pendidikan di bangsa ini. Tetapi yang terjadi adalah guru malah terlena dalam mengurusi pemberkasan tunjangan dan mengabaikan tugas pokok yang menjadi tanggung jawab mereka secara substansial.

Jika moment Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) adalah perayaan hari lahir Ki Hadjar Dewantara atau yang lebih keren disebut dengan merayakan Ulang Tahun beliau, maka sayapun berpikir untuk merayakan Hari Pendidikan Nasioanal kembali dihari kelahiran seorang Pahlawan Pendidikan Sulawesi bernama LAODE MALIM.

Jumat, 26 Februari 2016

Skema Tempat Duduk Pada Pelantikan Sultan Buton


Skema tempat duduk pada pelantikan sultan Buton

KETERANGAN :























DAFTAR LAKUINA KADIE (BOBATO) DALAM KESULTANAN BUTON















1.  Kadie Lakina Siolipuna (Kadie Basar)














=
1
Orang



1
Lakina Kadie Kamaru




=
1
Orang



2
Lakina Kadie batauga




=
1
Orang



3

Lakina Kadie bhombonawulu

=
1
Orang



4
Lakina Kadie tumada




=
1
Orang



5
Lakina Kadie todanga




=
1
Orang



6

Lakina Kadie waale-ele


=
1
Orang



7

Lakina Kadie wawoangi


=
1
Orang



8
Lakina Kadie bhola




=
1
Orang



9
Lakina Kadie wolowa




=
1
Orang




Jumlah





=
9
Orang
















2. Kadie Bobato Mancuana ( Basis Pertahanan)



















1

Lakina Kadie Sampolawa


=
1
Orang



2
Lakina Kadie Lia




=
1
Orang




Jumlah





=
2
Orang
















3. Kadie Bobato Lakina ( Umum)




















1

Lakina Kadie Thobe-Thobe


=
1
Orang



2

Lakina Kadie  labalawa


=
1
Orang



3

Lakina Kadie burukene


=
1
Orang



4

Lakina Kadie kokalukuna


=
1
Orang



5
Lakina Kadie kaesabu




=
1
Orang



6

Lakina Kadie lowu-lowu


=
1
Orang



7
Lakina Kadie lealea




=
1
Orang



8

Lakina Kadie kamelanta


=
1
Orang



9
Lakina Kadie kaluku




=
1
Orang



10
Lakina Kadie wou




=
1
Orang



11
Lakina Kadie taloki




=
1
Orang



12
Lakina Kadie lawele




=
1
Orang



13
Lakina Kadie kalende




=
1
Orang



14
Lakina Kadie lasalimu




=
1
Orang



15
Lakina Kadie ambuau




=
1
Orang



16

Lakina Kadie kumbewaha


=
1
Orang



17
Lakina Kadie wasaga




=
1
Orang



18
Lakina Kadie takimpo




=
1
Orang



19

Lakina Kadie holimombo


=
1
Orang



20
Lakina Kadie baruta




=
1
Orang



21

Lakina Kadie boneoge


=
1
Orang



22
Lakina Kadie lakudo




=
1
Orang



23
Lakina Kadie mone




=
1
Orang



24
Lakina Kadie lolibu




=
1
Orang



25
Lakina Kadie inilu




=
1
Orang



26

Lakina Kadie mawasangka


=
1
Orang



27
Lakina Kadie timu




=
1
Orang



28
Lakina Kadie wali




=
1
Orang



29
Lakina Kadie tindio




=
1
Orang



30
Lakina Kadie koroni




=
1
Orang



31

Lakina Kadie lipumalanga


=
1
Orang



32

Lakina Kadie koholifano


=
1
Orang



33

Lakina Kadie lubhelu (lambelu)

=
1
Orang



34
Lakina Kadie bone




=
1
Orang



35

Lakina Kadie sorawolio


=
1
Orang



36
Lakina Kadie baadia




=
1
Orang



37
Lakina Kadie wangitu




=
1
Orang



38
Lakina Kadie tete




=
1
Orang



39

Lakina Kadie lakologou


=
1
Orang



40

Lakina Kadie watumotobe


=
1
Orang



41
Lakina Kadie labusolo




=
1
Orang



42

Lakina Kadie wasuamba


=
1
Orang



43

Lakina Kadie labuandiri


=
1
Orang



44

Lakina Kadie kancinaa


=
1
Orang



45

Lakina Kadie kondowa


=
1
Orang



46

Lakina Kadie wasilomata


=
1
Orang



47
Lakina Kadie watulea




=
1
Orang



48
Lakina Kadie bumbu




=
1
Orang



49
Lakina Kadie pure




=
1
Orang



50

Lakina Kadie pongkowulu


=
1
Orang



51
Lakina Kadie kapota




=
1
Orang



52
Lakina Kadie wance




=
1
Orang




Jumlah





=
52
Orang















4. Kasdie Bonto Yisara























1

Lakina Kadie Lapandewa


=
1
Orang



2
Lakina Kadie Mandati




=
1
Orang



3
Lakina Kadie Waha




=
1
Orang



4
Lakina Kadie Tongno




=
1
Orang



5
Lakina Kadie Balo




=
1
Orang



6

Lakina Kadie Lengora


=
1
Orang



7

Lakina KadieTangkeno


=
1
Orang



8

Lakina Kadie Moronene Rumbia (Mokole)

=
1
Orang



9

Lakina Kadie Polea (Mokole)

=
1
Orang




Jumlah





=
9
Orang























































DAFTAR SARANA BARATA














1. Sarana Barata Mauna










1
Lakina Muna




=
1
Orang



2
Kapitalao Mauna




=
2
Orang



3

Bonto Ogena (Mentri Basar)

=
2
Orang



4

Intarano Bintara Muna


=
1
Orang



5
Pata Ghoerano Yitu











 - Mieno Tongkuno




=
1
Orang




 - Mieno Lawa




=
1
Orang




 - Mieno Kumbewaha




=
1
Orang




 - Mieno Katobu




=
1
Orang




jumlah





=
10
Orang




























2. Sarana Bharata Tiworo










1

Lakina Tiworo (Raja Tiworo)

=
1
Orang



2
Sapati Tiwro




=
1
Orang



3
Mieno Lasiapamu




=
1
Orang



4
Mieno Lawa Tiworo




=
1
Orang



5
Sahbandara




=
1
Orang




junmlah





=
5
Orang





























3. Sarana Bharata Kolencusu








1

Lakina Kolencusu (Raja Kolencusu)

=
1
Orang



2
Kenepulu Kolencusu




=
1
Orang



3
Bhontona Kampani




=
1
Orang



4

Bhontona Kancua-ncua


=
1
Orang



5
Kapitana lipu




=
1
Orang




junmlah





=
5
Orang





























4. Sarana Bharata Kaledupa








1

Lakina Kaledupa (Raja Kaledupa)

=
1
Orang



2

Bhonto Ogena Kaledupa


=
1
Orang



3
Bhontona Tapaa




=
1
Orang



4
Bhontona Kiwolu




=
1
Orang



5
Lakina Suludhadhu




=
1
Orang




jumlah





=
5
Orang










































DAFTAR PANGKA PEJABAT KESULTANAN BUTON















1
Sultan Buton




=
1
Orang



2
Sapati





=
1
Orang



3
Kenepulu





=
1
Orang



4
Kapitana Matanaeyo




=
1
Orang



5
Kapitana Sukanaeyo




=
1
Orang




jumlah





=
5
Orang










































DAFTAR PEJABAT SARA KESULTANAN














1. Sarana Bhoto Ogena










1

Bhoto Ogena Matanaeyo


=
1
Orang



2

Bhoto Ogena Sukanaeyo


=
1
Orang




jumlah





=
2
Orang
















2. Sarana Bhonton Siolimbona








1
Bhontona Bhaluwu




=
1
Orang



2
Bhontona Peropa




=
1
Orang



3

Bhontona Barangka Topa


=
1
Orang



4

Bhontona Gundu-Gundu


=
1
Orang



5
Bhontona Gama




=
1
Orang



6
Bhontona Siompu




=
1
Orang



7
Bhontona Rakia




=
1
Orang



8
Bhontona Wandailolo




=
1
Orang



9
Bhontona Melai




=
1
Orang




Jumlah





=
9
Orang




























3. Sarana Bhonto Yinunca










1

Bhontona Gampikaro Matana eyo

=
1
Orang



2

Bhontona Gampikaron Sukanaeyo

=
1
Orang



3
Bhontona Dete




=
1
Orang



4
Bhontona Katapi




=
1
Orang



5

Bhontona Wabherongalu


=
1
Orang



6
Bhontona Kalau




=
1
Orang



7
Bhontona Litoa




=
1
Orang



8

Bhontona Sambamaroso


=
1
Orang



9
Bhontona Wajo




=
1
Orang



10
Bhontona Tanayilandu




=
1
Orang



11
Bhontona Galampa




=
1
Orang




Jumlah





=
11
Orang










































4. Sara Seluru Kadie Bhonto dan Limbo Bhonto






1
Parabhela





=
86
Orang



2
Wati





=
148
Orang



3
Kaosa





=
36
Orang



4
Akanomia





=
16
Orang



5
Parabhela Ogena




=
1
Orang



6
Tunggu-Tunggu




=
1
Orang




Jumlah





=
288
Orang






























































































DAFTAR PERSONIL PENGAWAL KEHORMATAN SULTAN














1. Tamburu Lima Anguna










1
Kelompok Peropa












 - Seorang Letnan (Lotunani)

=
1
Orang





 - Seorang Alifrisi (Letnan Muda)

=
1
Orang





 - Empat Orang Saraginti (Sersan)

=
4
Orang





 - Seorang pemukul Tambur


=
1
Orang




jumlah





=
7
Orang



2

Kelompok Bhaluwu sda diatas

=
7
Orang



3

Kelompok Bharangkatopa sda diatas

=
7
Orang



4

Kelompok Gundu-Gundu sda diatas

=
7
Orang



5

Kelompok Mawasangka ( Matanasuromba )

=
7
Orang




jumlah





=
35
Orang
















2. Peralatan Kebesaran Sultan









1. Payung ubur-ubur yang disebut Mouluna dan payung kertas






2. Alas tempat duduk Sultan
 - Lampa












 - Paramadini (Permadani)











 - Kiwalu Solo-solo











 - Sambi (tempat rokok)







3. Alat merokok dan meludah
 - Sumbu (Alat Menyulut Rokok)










 - Korek Api untuk membakar sumbu









 - Kaperaa (kendi kuningan untuk membuang ludah



4. Pandanga (Tombak) pandek i mata








5. Gala sapulu rua rahana (Gelang 12 Mata








6. Katoku (Tongkat jabatan Sultan ) Berkepala Emas








Personil yang mengurus (membawa) iring-iringan alat kebesaran Sultan berjumlah




 25 orang dengan rincian sebagai berikut:









 - 2 orang "Keni Pau" pemegang payung yang berasal dari golongna papara





 - 1 orang pemegang Lampa oleh Bhelo Bharuga asal keturunan Walaka





 - 2  orang Watina Gampikaro membawa tikar permadani dan tikar solo-solo asal



   dari walaka limbo












 - Gambi dibawah oleh Bhelo Bharuga yang tertua umurnya







 - Sumbu, Kapera dan Pandanga Mampodo dibawah oleh seorang Bhelo Bharuga




 - Poopoongku, pinai, dan pedang masing-masing dipegang oleh seorang Gampikaro




 - Pandanga yang 12 mata masing-masing 1 petugasjaba (Rambanua)



3. Peralatan Kebesaran Sapati








1
Katako











2
Gala Rua Rahana










3
Toru (payung)










4
Panai dan Tamengnya










5
Gambi











6

Pandanga 8 mata (Tombak 8 Mata)









personil yang membawa alat kebesaran sapati 12 orang petugas jaga dan pelayan sapati




memegang Gambi, sedangkan Gala yang 3 mata dibawah oleh penjaga Gala.





























4. Peralatan Kebesaran Kenepulu







1
Katoko (Tongkat)










2
Gala Rua Ramba










3

Pinai dan Kenia (Tameng)








4
Gambi











5

Pandanga Lima Matana (tombak lima mata)









Personil yang membawah alat kebesaran kenepulu berjulah 8 orang dari petugas jaga, pelayan



kenepulu dan penjaga gala.


































5. Peralatan Kebesaran Kapitalau







1
Gala bermata Satu










2
Tombak 4 Mata










3

Pinai dan Kenia (Tameng)


































6. Peratan Kebesaran Bhonto Ogena (Mentri Besar)






1
 Katuko











2
Gala satu Mata










3
Pinai I Mata










4

Kombilo (Tempatv rokok bagi walaka)

































7. Alat Kebesaran Siolimbona ( Mentri Sembilan)






1

Katoko puu salaka (Tongkat genggang Perak)






2

Kamboli (Tempat Rokok)


































8. Alat Kebesaran Mentri Lainnya ( Bhonto Yincana dan Bhonto Yisara)



1

Katoko atau tongkat yang tidak berkepala ( biasa)






2

Kambilo (Tempat rokok)


































9. Alat Kebesaran Bhonto Atau Lakina







1

Gambi atau tempat rokok








2
Pedang
























DAFTAR PERSONIL BHELO BHARUGA DAN BHELO BHAMBA














1

Bhelo Bharuga Perempuan


=
12
Orang



2

Bhelo Bharuga Laki-Laki


=
8
Orang



3
Bhelo Bhamba




=
8
Orang




jumlah





=
28
Orang





























DAFTAR PERSONIL SANA HUKUMU














1

Lakina Agama (Kadhi/Mentri Agama)

=
1
Orang



2

Imam Mesjid Agung Kesultanan Buton

=
1
Orang



3
Khatib





=
4
Orang



4
Moji





=
12
Orang




jumlah





=
18
Orang





























DAFTAR PERSONIL KOMPANYIA














1
Kompanyia




=
64
Orang



2
Kompanyia Yisara




=
17
Orang




Jumlah





=
81
Orang





























DAFTAR PERSONIL JURU BASA














1

Juru Basa (Juru Bahasa)


=
40
Orang



2
Talombo





=
12
Orang



3
Matana Soromba




=
4
Orang




Jumlah





=
56
Orang




















Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Baubau